WOOD

woodbrickstone – Jika kita membahas kayu, maka yang terbayang dalam benak kita adalah  pohon yang berdiri tegak lengkap dengan bagian-bagiannya. Sedangkan di sisi lain sebutan kayu adalah bahan bangunan atau material yang terbuat dari pohon tertentu yang sudah diolah setengah jadi.

Mari kita ulas agar tidak ambigu atau bermakna ganda, kayu dalam situs ini digunakan untuk penyebutan jenis material atau bahan dasar sebagai komoditas untuk pembuatan produk tertentu. Sedangkan penyebutan untuk menginisiasi sumber atau asal dari suatu bahan atau material komoditas tersebut dalam situs ini kami menyebutnya dengan nama pohon. 

Pohon secara arti harafiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tulisan dari Sugono Dendy (2008) dan KKBI, pohon memiliki nama lain “pokok” atau dalam bahasa Inggris “Tree” adalah tumbuhan yang mempunyai batang dan cabang berkayu. Pohon memiliki batang yang tumbuh tegak, menopang dahan, ranting dan daun. Untuk membedakan pohon dari perdu dan semak dapat dilihat dari bentuk tumbuhnya. Semak juga memiliki batang berkayu, tetapi tidak tumbuh tegak dan berbatang kecil, sedangkan perdu secara anatomi sama dengan semak tetapi batang tumbuh dengan skala ukuran sedang. Pohon tumbuh tegak berbatang besar.

Dengan definisi tersebut salah satu contoh “batang pisang” bukan merupakan pohon karena tidak memiliki batang sejati yang berkayu. Batang Mawar hias lebih tepat disebut semak karena batangnya kecil, tidak berdiri tegak meskipun batang berkayu dan habitusnya tumbuhnya pun cenderung menyebar menutup permukaan tanah.

Pohon, maka imajinasi kita mengarah terkait hutan, misalkan Hutan Jati Randu Blatung di Kabupaten Blora Jawa Tengah. Kayu dari hutan ini sebagai komoditas untuk bermacam-macam kegunaan. Kambium Kayu (Jawa : Kuwal) dan hati kayu (Jawa : Galih) untuk kegunaan bahan baku bangunan dan kerajinan. Galih kayu memiliki kualitas yang paling baik dan Kuwal kayu kurang baik karena mudah dimakan hama.

Kayu adalah jaringan struktural berpori dan berserat yang ditemukan di batang dan akar pohon dan tanaman kayu lainnya. Ini adalah bahan organik komposit alami berserat selulosa yang kuat dalam menahan tegangan. Selulosa tertanam dalam matriks lignin yang tahan terhadap kompresi. Kayu kadang-kadang didefinisikan sebagai hanya xilem sekunder di batang pohon (Hickey, 2001)[3] atau didefinisikan lebih luas untuk memasukkan jenis jaringan yang sama di tempat lain seperti di akar pohon atau semak.  Pada pohon hidup itu melakukan fungsi asimilasi, memungkinkan tanaman kayu tumbuh besar atau berdiri tegak sendiri. Sistem ini menyampaikan air dan nutrisi antara daun, akar dan jaringan pertumbuhan lainnya. Kayu juga dapat merujuk ke bahan tanaman lain dengan sifat bahan sebanding yang dapat direkayasa yaitu pengolahan kayu, serpihan atau serat kayu.

Kayu telah digunakan selama ribuan tahun untuk bahan bakar, sebagai bahan konstruksi, untuk membuat alat dan senjata, perabot dan kertas. Teknologi baru muncul, kayu sebagai bahan baku produksi selulosa murni dan turunannya, seperti selofan dan selulosa asetat.

Pada tahun 2005, stok hutan yang terus meningkat di seluruh dunia adalah mencapai sekitar 434 miliar meter kubik, 47 % dari stok tersebut merupakan komersial (GFRA, 2005) [4]. Sebagai sumber daya terbarukan yang melimpah karbon netral, bahan-bahan kayu sangat diminati sebagai sumber energi terbarukan. Pada tahun 1991, sekitar 3,5 miliar meter kubik kayu dipanen. Penggunaan yang dominan adalah untuk konstruksi furnitur dan bangunan (Horst, 2005) [3].

Sejarah Kayu

 

Silahkan Lihat Juga

Burl, Pekerjaan tukang kayu (Carpentry), Kayu Apung (Driftwood), Dunnage,  Kehutanan (Forestry), Daftar Kayu, Parquetry, Bahan Bakar Pellet (fuel Pellet), Kayu Kertas (Pulpwood) Serbuk Gergaji (Sawdust), Thermally modified wood, Rabuk (Tinder), Pengeringan Kayu (Wood drying), Ekonomi Kayu, Kayu Plastik komposit, Pelestarian Kayu (Wood Preservation), Pelengkungan Kayu (Wood Warping), Memutar Kayu (Wood Turning), Cacing Kayu (Wood Worm), Xylology, Xylophagy, Xylotheque, Xylotomy.

Referensi :

  1. Sugono Dendy, (2008). “Kamus Bahasa Indonesia”. Pusat Bahasa, Depdiknas : Jakarta. ISBN 978-979-689-779-1.
  2. https://kbbi.web.id/pohon.
  3. Hickey, M.; King, C. (2001). The Cambridge Illustrated Glossary of Botanical Terms. Cambridge University Press.
  4. Global Forest Resources Assessment 2005, “Food and Agriculture”, Organization of the United Nations.
  5. Horst H. Nimz, Uwe Schmitt, Eckart Schwab, Otto Wittmann, Franz Wolf “Wood” in Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry 2005, Wiley-VCH, Weinheim
  6. https://en.wikipedia.org/wiki/Wood

REFERENSI

Kayu

Woodbrickstone – Indonesia memiliki kurang lebih 4.000 jenis pohon berkayu yang dapat digunakan untuk bahan bangunan. Sedangkan kayu yang mempunyai nilai ekonomi hanya sekitar 400 jenis. Dari  jumlah yang tergolong bernilai ekonomi, lebih sedikit lagi sekitar 260 jenis digolongkan sebagai kayu perdagangan.[1]

Daftar kayu atau pohon menurut nama perdagangan sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 163/Kpts-II/2003 tanggal 26 Mei 2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan dengan beberapa penyesuaian. Jenis-jenis Kayu yang biasa digunakan untuk bangunan rumah dan mebel terbut adalah :

Jati

Akasia

Sengon

Trembesi

Pinus

Cemara

Waru

Jabon

Gamelina

Ulin

Meranti

 

Referensi :

  1. Soerianegara, I. dan RHMJ. Lemmens (eds.). 2002. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 5(1): Pohon penghasil kayu perdagangan yang utama. PROSEA – Balai Pustaka. Jakarta. ISBN 979-666-308-2. Hal. 7