Patung di Candi Sukuh

Woodbrickstone – Candi Sukuh adalah candi Hindu yang terletak di Desa Berjo, Kecamatan Argoyoso, Kabupaten Karanganyar. Candi Sukuh tepatnya terletak di lereng Gunung Lawu dan sekitar 35 Km arah timur Kota Surakarta (Solo). Dataran tinggi Candi Sukuh mempunyai elevasi dari permukaan air laut sekitar 910 Mdpl ini adalah kuil tempat peribadatan atau tempat sembahyang para umat hindu dan bahkan oleh penganut kepercayaan jawa kuno Kapitayan. Candi Sukuh menghadap ke arah Barat dengan gerbang utama di sisi barat dan sisi belakan di arah Timur. Candi Sukuh dihias menggunakan ukiran berrelief batu dengan gambar tokoh-tokoh wayang.

Candi Sukuh Candi Erotis

Candi Sukuh adalah satu-satunya candi erotis di Jawa berbentuk Piramida. Piramida adalah wujud dari budaya kuno seperti halnya yang terdapat di Amerika Selatan dari budaya suku Maya. Candi-candi kuno lain yang berbeda terletah di Jawa Tengah seperti candi Borobudur dan candi Prambanan. Keunikan dari candi-candi ini terletak pada lansekap, patung, dan relief. Candi Sukuh tersebut menempati area seluas 11.000 m2 terdiri dari tiga teras, masing-masing terhubung dengan lorong naik. Bagian yang paling berpengaruh di Candi Sukuh adalah terletak pada teras terakhir yaitu bagian paling belakang. Di area yang sakral ini, pernah didirikan patung falus yang homogen. Patung tersebut sekarang dipajang di Museum Nasional, Jakarta. Relief artistik kontroversial yang menarik perhatian dari situs bersejarah ini terletak di lantainya yaitu menggambarkan organ pria dan wanita yang melambangkan kelahiran kehidupan.

Relief Pembuatan Senjata Keris

Konstruksi semacam ini biasa terjadi pada zaman prasejarah, terutama di era megalitik pundan berundak (kuburan teras). Candi ini terdiri dari tiga teras, teras pertama adalah tingkat terendah, diikuti oleh yang kedua dan ketiga di atasnya. Teras terhubung dengan tangga satu sama lain, masing-masing memiliki gerbang masuk. Kuil ini diyakini dibangun pada abad ke-15 selama tahun-tahun Kekaisaran Majapahit yang menurun. Relief yang ditemukan di samping gerbang pertama diyakini memiliki makna (sengkalan) bertuliskan Gapura Buta Aban Wong dan Gapura Buta Anahut Bubut, yang berarti tahun 1359 saka atau 1437 AD.

Relief Garuda lan Planangan

Johnson, penduduk Surakarta, pertama kali menemukan candi pada tahun 1815 dalam kondisi yang sangat buruk selama periode pemerintahan Raffles. Penelitian pertama pada tahun 1842 dilakukan di bawah kepemimpinan Dr. Van de Vlis, Hoepermans dan dipelajari oleh Verbeek pada tahun 1889, dan akhirnya oleh Knebel pada tahun 1910.  Pada tahun 1917 telah ada upaya untuk mengamankan dan menyelamatkan oleh kantor situs prasejarah dari Pemerintah India Timur Belanda. Kemudian pada tahun 1989 restorasi dilanjutkan oleh Proyek Restorasi dan Pemeliharaan Prasejarah dan Bersejarah di Jawa Tengah. Pemandangan di sekitar candi memikat. Jalan menuju kuil ini dengan kemegahan yang mengesankan muncul ke permukaan. Struktur dan suasana Candi Lawu berbeda dari candi-candi lain di Jawa, dibangun seperti piramida loncatan Maya, dan karenanya layak untuk dilihat.

Relief Toto Urip

Patung ini merupakan peninggalan nenek moyang

Nurwick

Editor
Sunardi, ST, MEng
Lecturer PPI Madiun https://ppi.ac.id/

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *